Friday, February 24, 2012

USB seri 3,0


Thursday, February 23, 2012

Kisah perjuangan dakwah Muslimah Al Furqon Hong Kong


Pagi mulai merambat, berjalan selangkah demi selangkah menuju siang. Mentari tersenyum cerah di hari ahad 5/2/2012, memberikan sinergi bagi sang penghuni bumi. Selayang, terlihatlah muslimah-muslimah berhijab lebar membawa koper-koper berat berisi buku disalah satu sudut taman Victoria Park, Causeway Bay, Hong Kong. Semangat Nampak bertengger dalam derap langkah mereka, di iringi candaan dan sharing ringan, beban berat koper yang mereka tarik tampak berkurang, sehingga

Hukum melakukan operasi kecantikan (Operasi plastik dan sejenisnya)


Apabila tubuh seorang wanita berubah drastis akibat kehamilan sehingga ia malu dilihat oleh sang suami dalam keadaan demikian, apakah ia boleh melakukan operasi kecantikan?

Kisah wanita mulia, ibu dari seorang pahlawan belia


(Arrahmah.com) - Abu Qudamah melanjutkan, “Usai mendengar cerita indah dari si bocah tadi, aku berkata kepadanya, “InsyaAllah mimpimu merupakan pertanda baik.”
Lalu kami pun menyantap hidangan tadi bersama-sama, kemudian meneruskan perjalanan kami menuju pos perbatasan.
Setibanya di pos perbatasan kami menurunkan semua muatan dan bermalam di sana. Keesokan harinya setelah menunaikan shalat fajar, kita bergerak ke medan pertempuran untuk menghadapi musuh.
Sang komandan bangkit untuk mengatur barisan. Ia membaca permulaan surat Al-Anfal. Ia mengingatkan kami akan besarnya pahala jihad fi sabilillah dan mati syahid, sembari terus mengobarkan semangat jihad kaum muslimin.”
Abu Qudamah mengisahkan, “Tatkala kuperhatikan orang-orang di sekitarku, kudapati masing-masing dari mereka mengumpulkan sanak kerabatnya di sekitarnya. Adapun si bocah, ia tak punya ayah yang memanggilnya, atau paman yang mengajaknya, dan tidak pula saudara yang mendampinginya.

modul TKJ X,XI,XII



Modul Kelas X SMK TKJ


Modul Kelas XI SMK TKJ


Modul Kelas XII SMK TKJ


Thursday, February 9, 2012

Feminisme, Kebaikan atau Kejahiliyahan?

Tidak sedikit perempuan kita suka berkelit, menghindari peran dan kewajiban dasar yang dianggapnya sebagai masalah yang melilit. Yang gadis ingin selalu bebas dinamis, buntutnya malas untuk menjadi seorang istri. Giliran jadi istripun tak berhenti bikin sensasi, phobi untuk punya anak. Kalaupun terpaksa punya, cukup terpeleset sekali saja, katanya. Pun tidak mau memberikan ASInya, padahal bagi anak itulah yang paling baik dan enak.

Demi Allah, tahanlah lisan jahatmu atas suamimu!

Ketika diri dihadapkan pada suatu masalah, maka tak jarang gelapnya hati dan buntunya logika menuntun kita pada sebuah sikap yang justru lebih memperunyam suasana. Tak jarang pula, entah tanpa sadar atau tidak, kita mengeluarkan kata- kata makian dan penuh dengan nada- hujatan serta merendahkan. Dan sangat disayangkan, ketika obyek alias sasaran yang kita harapkan untuk menerima kerendahan itu ternyata adalah suami kita sendiri.Wahai wanita…
Lalu apakah yang kau peroleh setelah menghujat? Apakah yang kau peroleh setelah kalimat “margasatwa” itu telah habis- habisan kau paksaan bagi suamimu untuk mendengar? Legakah batinmu atas keadaan itu?